Jumat, 17 Juni 2016

INNA WA AKHWATUHA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kita sebagai orang muslim sangatlah perlu akan adanya suatu pendidikan. Karena manusia diciptakan bukan sekedar hidup. Ada tujuan yang lebih mulia dari sekedar hidup yang mesti diwujudkan, dan itu memerlukan ilmu yang diperoleh lewat pendidikan.
Penulisan ini berlangsung karena sang penulis menganggap bahwa mendalami ilmu nahwu itu sangat penting, terutama dalam masalah kitab. Sebab apa, banyak para mahasiswa yang hanya mengandalkan keterangan dari dosen, namun terkadang keterangan hanya sekedar kenal tanpa menggunakan perincian yang detail. Adapun cara untuk bisa baca kitab harus mengetahui cara membaca, memberi makna, mengartikan serta menafsirkan itu harus ada kuncinya. Berdasarkan alasan tersebut saya menulis bab inna dan saudara-saudaranya ini agar pembaca, khususnya semua hal-hal yang dianggap penting guna membaca kitab dengan baik. Meskipun kurang sempurna namun saya berharap ini telah mencukupi dan sesuai dengan harapan yang lebih praktis dan insya Allah mudah untuk dipahami.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Inna wa Akhwatuha (إِنَّ وَ أَخْوَتُهاَ)
2.      Apa fungsi dari fungsi Inna wa Akhwatuha (إِنَّ وَ أَخْوَتُهاَ)
3.      Sebutkan apa saja yang masuk dalam fungsi Inna wa Akhwatuha
(إِنَّ وَ أَخْوَتُهاَ)
C.    Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan pengertian Inna wa Akhwatuha (إِنَّ وَ أَخْوَتُهاَ)
2.      Menjelaskan fungsi Inna wa Akhwatuha (إِنَّ وَ أَخْوَتُهاَ)

3.      Menyebutkan apa saja yang masuk dalam Inna wa Akhwatuha
(إِنَّ وَ أَخْوَتُهاَ)
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Inna wa Akhwatuha (إِنَّ وَ أَخْوَتُهاَ)
Inna wa akhwatuha (Inna dan saudara-saudaranya) adalah sekelompok harf (kata depan) yang mendahului isim. Jika suatu jumlah ismiyah (susunan mubtada’ dan khabar) didahului oleh Inna atau saudara-saudaranya, maka akan menyebabkan mubtada’ menjadi manshub dan disebut isim Inna, dan khabar tetap marfu dan disebut khabar Inna. Seperti:
§  إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيْم
(innallah samii’un alim)
yang artinya: sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)
Kata sami’ marfu’ dengan tanda dhommah, isim mufrod sebagai khabar Inna.
§  إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
yang artinya : sesungguhnya agama yang diterima disisi Allah adalah Islam.
Kata Islam marfu’ dengan dhommah, isim mufrod, sebagai khabar inna.

B.     Fungsi Inna wa Akhwatuha (إِنَّ وَ أَخْوَتُهاَ)
Inna wa wakhwatuha memiliki fungsi:
تَنْصِبُ الْاِسْمَ وَتَرْفَــعُ الْــــخَبَر  

Menasabkan isim inna merofakan khabar inna.
Perhatikan contoh pada tabel berikut  ini dan perhatikan pula perubahan baris pada kalimat berikut sebelum dan sesudah di masuki kata inna.
Sebelum dimasuki
اِنَّ
Sesudah dimasuki
إِنَّ
Keterangan
اَحْمَدُ اُسْتَاذٌ
Ahmad seorang guru
إنَّ اَحْمَدَ اُسْتــَاذٌ
Kata Ahmad barisnya berubah asalnya dhamah menjadi fathah
اَحْمَدَ    : isim inna
اُسْتَــاذٌ  : khabar inna
مُحَمَّدٌ تِلْمِيـْذٌ
Muhammad seorang murid
إِنَّ مُحَمَّـدًا تِلْمِيذٌ
Kata Muhammad barisnya berubah, asalnya dhamah menjadi fathah
مُحَمَّدًا  : Isim Inna
تِلْمِيْذٌ   : khabar Inna

C.    Yang Termasuk ke Dalam Inna wa Akhwatuha (إِنَّ وَ أَخْوَتُهاَ)

إِنَّ وَ أَخوَتُهاَ : إِنَّ, أَنَّ, كَأَنَّ, لَكِنَّ, لَيتَ, لَعَلَّ

Inna dan saudara-saudaranya yaitu : Inna, Anna, Kaanna, Lakinna, Laita, Laalla.

وَمَعنَى إِنَّ للتَوكِيدِ وَكَأَنَّ للتَشبِيهِ وَلَكِنَّ للإِستِدرَاكِ وَلَيتَ للتَّمَنِّى وَ لَعَلَّ للتَّرَحِّى وَالتَّوَقُّعِ

Dan makna Inna dan Anna untuk taukid (mengukuhkan pembicaraan) dan Kaanna untuk tasybih (menyerupakan) dan Lakinna untuk istidrak (susulan), yaitu menyusul perkataan yang lalu dengan perkataan yang ada di belakangnya, dan Laita untuk tamanni, yaitu mengharapkan sesuatu yang mustahil berhasil, dan Laalla untuk taraji dan tawaqqu’, ialah mengharapkan sesuatu yang baik, yang mungkin berhasil.

1.     إنَّ
Inna artinya : Sesungguhnya
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِيرٌ
Artinya : Sesungguhnya Allah atas setiap sesuatu Maha Kuasa
Kata qodir marfu’ dengan dhommah, dan kata Allah mansub dengan fathah

2.   أَنَّ
Anna artinya : bahwa
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan
لاَبُدَّأَنَّهُم يُرِيدُونَ مِنهُ دَلِيللاً
Artinya: Sesungguhnya mereka pasti menghendaki dalil dari padanya.
 أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله
Artinya: Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

3.   كَأَنَّ
Kaanna artinya : seakan-akan
Fungsinya : penyerumpamaan
Contoh :
كَأَنَّكَ نَاءِلٌ مَرَامَكَ
Artinya : agaknya engkau berhasil mencapai maksudmu
كَأَنَّ وَجْهَكَ بَدرٌ
Artinya : seakan-akan wajahmu itu bulan purnama.

4.  لَكِنَّ
Lakinna artinya : akan tetapi
Fungsinya : menyangkal
Contoh :
هُوَ عَالِمٌ لَكِنَّهُ غَيرُعَامِلٍ
Artinya : dia pandai tetapi tidak mengamalkan ilmunya.

5.   لَعَلَّ
Laalla artinya: semoga/agar
Fungsinya : pengharapan
Contoh :
لَعَلَّ عَلِيٌّ مَرِيضٌ
Artinya : Semoga Ali sakit.

6.     لَيْتَ
Laita artinya : seandainya
Fungsinya : berangan-angan
Contoh :
لَيْتَ الشَّباَّ يَعُودُ يَوماً
Artinya : seandainya masa muda itu bisa kembali.

D.    Contoh إِنَّ وَاَخْوَاتُهَا    dalam Al-Quran
إِنَّ اللهَ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
اللهَ  : isim inna
وَاسِعٌ : khobar inna
وَّاَنَّ اللهَ شَدِيدُ العَذَابِ
اللهَ: isim inna
شَدِيدُ: khobar inna

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَّتَّجِذُ مِن دُونِ اللهِ اَندَادًا يُّحِبُّونَهُم كَحُبِّ اللهِ وَالَّذِينَ اَمَنُوا اَشَدُّحُبَّالِلهِ وَلَوَ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوااِذيَرَونَ العَذَابَ اَنَّ القُوَّةَ لِلهِ جَمِيعًا وَّاَنَّ اللهَ شَدِيدُ العَذَابِ ) البَقَرَة : 165(
Artinya :
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan seperti Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat) bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”.

فَمَن بَدَّ لَهُ بَعدَ ماَ سَمِعَهُ فَإِنَّمَاَ اِثمُهُ عَلَى الَّذِينَ يُبَدِّ لُونَهُ اِنَّ اللهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
)البَقَرَة : 181(
Artinya :
“Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

E.     Qowaid
1.      Tempat-Tempat Hamzah Inna Dibaca Fathah dan Dibaca Kasroh
Fathah
Apabila inna bila ditakwil sebagai masdar maka hamzahnya harus di fathah,
contoh:
 يُعْجِبُنِي أَنَّ زَيْدًا قَائِمٌ
تأويلانيا (أي يُعْجِبُنِي قِيَامُ زَيْدٍ)




Kasroh
1.      Jatuh di awal al-kalam (إِذَا وَقَعَتْ أَوَّلُ الْكَلاَمِ ), misalnya
 إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ .
2.      Jatuh dalam awalan shilah ( وَقَعَتْ صَدْرُ الصِّلَةِ ), misalnya
 جَاءَ الَّذِي إِنَّهُ قَائِمٌ
3.      Sebagai jawaban sumpah, misalnya وَاللهِ إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ
4.      Sebagai hikayat suatu ungkapan, misalnya قَالَ زَيْدًا إِنَّ عَمْرًا قَائِمٌ
5.      Menempati tarkib haal, misalnya زُرْتُ زَيْدًا وَإِنِّي ذُوْ أَمَلٍ
6.      Jatuh setelah af’al al-Qulub yang telah tetangguhkan amalannya oleh اللاّم , misalnya عَلِمْتُ إِنَّ زَيْدٌ اْلعَالِمُ .
7.      Setelah أَلاَ اْلاِسْتِفْتَاحِيَّةِ , misalnya أَلاَ إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ .
8.      Setelah حَيْثُ , misalnya اِجْلِسْ حَيْثُ إِنَّ زَيْدًا جَالِسٌ .
9.      Bila jumlah inna menjadi sifat, misalnya مَرَرْتُ بِرَجُلٍ إِنَّهُ فَاضِلٌ .
10. Bila jumlah inna menjadi khobar dan isim dzat, misalnya زَيْدٌ إِنَّهُ قَارِئٌ
     
Kasroh/ fathah
1.      Ia berposisi setelah إِذَا اْلفُجَائِيَّة  (tiba-tiba atau mendadak), misalnya: خَرَجْتُ فَإِذًا إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ .
2.      Setelah fi’il sumpah, dimana pada khabarnya إِنَّ tidak terdapat اللاّم , seperti حَلَفْتُ إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ .
3.      Setelah فاء الجزاء / فاء الجواب , seperti مَنْ يَأْتِنِي فَإِنَّهُ مُكْرَمٌ .
4.      Setelah mubtada’ dengan makna ucapan, sedangkan khabarnya إِنَّ  juga berarti ucapan sementara subjeknya tunggal. Seperti
خَيْرُ اْلقَوْلِ إِنِّي أَحْمَدُ .
2.      Inna dan Saudaranya yang Dibatalkan Pengamalannya
Inna dan saudarnya bila diberi maa (مَا) zaidah itu bisa batal amalnya.
Contoh: إِنَّمَا زَيْدٌ عَالِمٌ
Tetapi terkadang ada yang tetap amal.
Contoh: لَيْتَمَا زَيْدًا قَائِمٌ
Adapun laita ( لَيْتَ ) , meskipun dimasuki maa (مَا ), maka ia tetap beramal menashabkan mubtada’ dan merafa’kan khabar atau boleh tidak beramal.
Contoh: لَيْتَمَا زَيْدًا قَائِمٌ .
Kata زَيْدًا  dibaca nashab menjadi isimnya لَيْتَمَا , dan قَائِمٌ  menjadi kata لَيْتَمَا  dalam contoh ini masih tetap beramal. Boleh jugaلَيْتَمَا  tidak beramal, dan kata زَيْدًا  dibaca rafa’, sehingga susunannya menjadi
لَيْتَمَا زَيْدٌ قَائِمٌ


3.      Hukum Inna dan Saudara-saudaranya yang Ditakhfif (Nun-Nya Disukun)
إِنَّ
Inna (إِنَّ ) hukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) itu boleh amal boleh tidak serta apabila tidak beramal maka wajib memberi lam fariqoh (لام فارقة ) pada lafadz yang sesudahnya.
Contoh: إِنْ زَيْدٌ لَقَائِمٌ .
Dan lebih banyak muhmal-nya ( tidak amal ) dari pada amalnya.
Huruf “إِنْ “ di atas berasal dari “إِنَّ “ yang ditakhfif, ia tidak lagi beramal menashabkan mubtada’. Karena itu, kata sesudahnya tetap dibaca rafa’.

أَنَّ
Anna ( أَنَّ) hukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) dan kemudian isimnya pasti berupa dhomir sya’an (ضمير شأن ) yang disimpan dan khabarnya pasti berupa jumlah.
Contoh: عَلِمْتُ زَيْدٌ قَائِمٌ .
Dan bila ada yang isimnya bukan dlomir sya’an (ضمير شأن) maka hukumnya langka. Contoh: فَلَوْ أَنَّكَ فِي يَوْمِ الرَّخَاءِ سَأَلْتَنِي .

كَأَنَّ dan لَكِنَّ
Kaanna (كَأَنَّ ) juga bisa ditakhfif dan yang kaprah isimnya berupa dlomir sya’an (ضمير شأن ) yang disimpan. Contoh: كَأَنْ شَدْيَانُ خُقَانِ .
Tetapi ada juga yang ditetapkan walaupun sedikit. Contoh: كَأَنْ زَيْدًا أَسَدٌ
Kata ka’an (كَأَنْ ) adalah dari kata (كَأَنَّ ), yang nunnya ditakhfif dan ia masih tetap beramal. Adapun lakinna (لَكِنَّ ) apabila nunnya ditakhfif maka tidak bisa beramal.

F.     Soal dan Jawaban
Soal
1.      Apa pengertian inna wa akhwatuha (إِنَّ وَ أَخْوَتُهاَ)?
2.      Apa fungsi inna wa akhwatuha (إِنَّ وَ أَخْوَتُهاَ)?
3.      Sebutkan yang termasuk inna wa akhwatuha (إِنَّ وَ أَخْوَتُهاَ)?
4.      Berilah harokat kalimat berikut ini kemudian ubahlah menjadi kalimat dengan tambahan kata inna! 
a.       محمّد رسول الله
b.      أنّا طالب
c.       الله مع الصبرين
5.      Berilah harakat pada kalimat: انّ اكرمكم عند الله اتقاكم
6.      Berilah harakat pada kalimat: واعلموا انّ الله شديد العقاب
7.      Berilah harakat pada kalimat: كأنّ عليّاأسد
8.      Berilah harakat pada kalimat: محمّد غنيّ لكنّ أخاه فقير
9.      Berilah harakat pada kalimat:  ليت النّتيْجة حسنة
10.  Berilah harakat pada kalimat: لعلّ الجوّ معتدل غدا

Jawaban:
1.      Inna wa akhawatuha (Inna dan saudara-saudaranya) adalah sekelompok harf (kata depan) yang mendahului isim.
2.      Fungsi inna wa akhwatuha adalah
تَنْصِبُ الْاِسْمَ وَتَرْفَــعُ الْــــخَبَر  
Menasabkan isim inna merofakan khabar inna.
3.      إِنَّ وَ أَخْوَتُهاَ : إِنَّ, أَنَّ, كَأَنَّ, لَكِنَّ, لَيتَ, لَعَلَّ
Inna dan saudara-saudaranya yaitu : Inna, Anna, Kaanna, Lakinna, Laita, Laalla.
4.      a.         إِنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ               مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
b.                         إِنِّيْ طَالِبٌ                         أَنَّا طَالِبٌ         
c.         إِنَّ اللهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ                اللهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ        
5.      إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ
6.      وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
7.      كَأَنَّ عَلِيًّاأَسَدٌ
8.      مُحَمَّدٌ غَنِيٌّ لَكِنَّ أَخَاهُ فَقِيْرٌ
9.      لَيْتَ النَّتِيْجَةَ حَسَنَةٌ
10.  لَعَلَّ الْجَوَّ مَعَتَدِلٌ غَدًا

  


G.     
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian atas penjelasan mengenai inna dan saudara-saudaranya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Inna wa akhwatuha (Inna dan saudara-saudaranya) adalah sekelompok harf (kata depan) yang mendahului isim. Jika suatu jumlah ismiyah (susunan mubtada’ dan khabar) didahului oleh Inna atau saudara-saudaranya, maka akan menyebabkan mubtada’ menjadi manshub dan disebut isim Inna, dan khabar tetap marfu dan disebut khabar Inna.
وَأَماَّإِنَّ وَأَخوَتُهاَعَمَلُهاَتَنصِبُ الإِسمَ \ المُيتَدَأَ وَتَرفَعُ الخَيَرُ

Dan adapun Inna dan saudara-saudaranya fungsinya/pekerjaanya menasabkan isim atau mubtada’ dan merofa’kan khabar.

إِنَّ وَ أَخوَتُهاَ : إِنَّ, أَنَّ, كَأَنَّ, لَكِنَّ, لَيتَ, لَعَلَّ

Inna dan saudara-saudaranya yaitu : Inna, Anna, Kaanna, Lakinna, Laita, Laalla. Setiap kalimat yang diawali dengan kata Inna atau saudara-saudaranya maka diwajibkan fathah/mubtada’ nya wajib fathah, dan isimnya/khabarnya wajib marfu’.

B.     Saran
Tiada harapan sedikitpun dari penulis kecuali makalah ini dapat bermanfaat kepada si pembaca dan penulis menyarankan kepada pembaca agar selalu membaca karena membaca adalah salah satu cara untuk mengetahui tentang suatu ilmu atau pelajaran yang belum kamu ketahui serta membaca adalah termasuk jendela dari ilmu.
Dengan demikian, apabila ada kesalahan-kesalahan dalam makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Kiranya ada kesalahan dalam penulisan maupun penjelasan penulis minta maaf yang sebesar-besarnya serta tidak lupa sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA

Arra’ini, Muhammad Syamsuddin, Mutammimah Ajjurumiyyah, Al-Hidayah, Surabaya: Wacana Ilmu, 2001.

Ghufron, Aunur Rofiq bin, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, Jawa Timur: Pustaka Al-Furqon, 2007.

Saifuddin, Ibrahim, Ilmu Nahwu, AL-Hidayah, Surabaya: Wacana Ilmu, 2003.

Wafi, M. Bahauddin Ahmad, Khazanah Andalus, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 2003.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar